Pages

MY OWN STORY (part VI) :)

Senin, 28 Maret 2011
JIWA KU AKAN PERGI
Akhir Semester II sudah tiba. Menjelang kepergiannya dari sekolah ini dan dari sisi ku. Sulit ku melepas semua yang pernah kita alami dulu. Andai aku dapat mngulang nya, saat-saat bersama mu. Begitu indahnya untuk di kenang. Berawal dari Pramuka, Valentine, PMR, dan kini tiba di penghujung perpisahan.
            
Raport kenaikan kelas sebentar lagi di bagikan, dan pengumuman kelulusan bagi kelas IX sudah di umumkan. Dia lulus, betapa senang nya dia. Kami berfoto-foto (foto ku terakhir bersamanya). Waktu  itu perasaan ku bercapur aduk, aku senang melihat dia senang tapi aku juga sedih Karena sebentar lagi dia akan pergi. Pernah sesekali aku menanyakan kepergian nya. Setiap aku Tanya itu, pasti aku ingin menangis dan dia menyuruh ku untuk berhenti menanyakan nya.
            
Tanggal 15 Juni 2009, persiapan acara perpisahan disekolah. Kebetulan VB menjadi Panitia dekorasi panggung dan di suruh oleh Pak Sawal untuk menginap di sekolah untuk membuat dekorasi. Kami mengajak Bu Beti dan Bu Deden (teman Bu Beti dan guru BK juga) untuk ikut menginap dan mendekor panggung bersama kami. Untungnya mereka mau, jadi kami ada tempat curhat deh terus juga ada yang ikut menemani kami. Asyikkk … !!
           
Malam harinya. Kebetulan waktu itu aku juga di tugaskan menjadi MC berpasangan dengan aldi. Lalu, pada saat kami sedang latihan kemudian arief datang. Uuhh… sial… bagaimana ini?? aku takut dia akan cemburu lagi. Dengan bermuka tebal dia mendekati ku. Untungnya saat itu ada Bu Beti dan Bu Deden, jadi akhirnya dia ada teman ngobrol. Tak lama kami habis latihan, ternyata penyakitnya kambu lagi ( cemburuan). Dia tidak menegur ku, senyumpun segan. Sama sekali tak mendekati ku. uhh.. badmood nih jadi nya. Kebetulan saat itu teman-temannya (senior seangkatan dengan arief) juga datang. BT.. dia malah asyik bersama teman-temannya sementara aku hanya duduk melihatnya sambil membuat dekorasi. Lama-lama aku juga kesel nih. Aku marah dengannya. Aku juga tak menegurnya. Tapi aku tak tahan, ya akhirnya aku menangis (hal yang biasa di lakukakan jika ada masalah). VB melihat aku menangis, duduk diam tanpa kata di belakang rumah Pak Sawal. Mereka membujuk ku untuk menceritakan ada masalah apa. Tapi aku tak bisa bercerita. Akhirnya mereka memanggil Bu Beti dan menyuruh Bu Beti untuk membujukku lagi. Sementara Bu Deden di luar bersama arief dan teman-temannya, menenangkan arief dan berusaha tidak memberitahu arief kalau aku sedang menangis.


           
Sekian lama terdiam, akhirnya aku menceritakan kekesalan ku itu pada Bu Beti dan VB. “aku kesal bu … dia tidak pernah mengerti dengan keadaan kami sekarang. Besok sudah perpisahan, dan sebentar lagi dia akan pergi. Aku pengen mengahabiskan waktu yang ada bersamanya bu, tapi dia selalu membuat masalah. Aku tak mengerti apa maksudnya itu? apa dia sudah mulai melupakan aku sementara dia akan pergi nanti. Aku takut Bu… aku takut dia mengubah sikapnya kepada ku” curhat ku kepada Bu Beti dan VB. Tak lama kemudian arief datang melihat ku menangis. Berdiri di depan pintu melihat ku. Ternyata Bu deden memberitahukan semuanya kepada arief. Aku hanya terdiam dan menunduk melihatnya. Dia menghampiri ku lalu berkata “ada apa dengan diri mu ini? mengapa menangis?” ditanya seperti itu yahh tambah membuat ku sedih. Diam…diam.. dan diam… hanya itu yang aku lakukan. Mungkin dia kesal dengan sikap ku yang selalu diam jika ada masalah, akhirnya dia keluar. Sikap nya yang sebelumnya selalu membuat ku kesal sekarang jadi bertolak belakang. Dia menjadi diam setelah melihat ku menangis. Teman-temannya dan VB pun heran melihatnya. Sementara aku masih berada di belakang, dan yang lain ada di ruang tengah sedang main kartu termasuk juga arief. Tiba-tiba Bu  Deden mendekati ku. Dia berkata “echi.. jangan menangis lagi yah dek. lihat arief sudah diam tuh.. ibu tadi sempat berbicara empat mata dengan nya. Ibu bilang, mengapa arief jadi sperti itu? apa arief tidak sayang lagi dengan echi? Lalu arief diam. Dia menceritakan semua nya. Ibu melihat bahwa arief tuh sangat sayang dengan echi. Dia tidak mau melihat echi menangis lagi. Dia sudah menganggap echi tuh sebagian dari hidup dan matinya. Kalau echi mau, echi bisa merubah sifatnya itu. Ibu yakin, arief bisa berubah karena echi karena dia berkata bahwa Cuma echi yang bisa merubahnya dan Cuma echi, satu-satunya orang yang dia punya dan bisa mengerti keadaannya. Echi tahu sendirikan kalau di rumah arief seperti apa, dia bukan lah pribadi yang selalu mendapatkan kasih sayang dari orang tua nya dan sekarang dia juga butuh kasih sayang dari echi. Mungkin echi terlalu sibuk dnegan urusan echi sekarang sehingga dia menjadi kesal dengan echi. Tapi sebenarnya dia itu sayang sama echi. Sudah yah.. jangan menangis lagi.. ayo kita keluar, kumpul bersama anak-anak lain di luar!!”, cerita Bu Deden tadi membuat aku mengerti dengan keadaan yang terjadi sekarang. aku pun iku keluar berkumpul bersama yang lainnya. Melihat arief seperti tak bernyawa lagi. terguling lemas di atas kursi tamu. Astagfirullah… ada apa dengannya. Aku tak berani mendekatinya. Lalu, setelah dia melihat ku akhirnya dia bangun dan ikut main kartu dengan anak lain.
            
Setelah beberapa lama main kartu, ada salah seorang teman arief yang membuat suasana menjadi seru. Dia membuat kopi di campurnya dengan air, lalu dia berkata “ siapa yang kalah main kartu, maka dia akan di polesi dengan kopi ini, setuju??” oke.oke siapa takut, kata anak-anak lain. Hahhaa… ada-ada saja mereka ini. taapp… tepat sekali, arief yang kalah dalam permainan. Akhirnya… plesss.. wajahnya penuh dengan polesan bubuk kopi. Hahahha… aku menertawakan nya, lalu.. ploookk.. kena deh.. uhhh… arief  memolesi ku dengan kopi juga. Eh.. yang lain ikut-ikutan. Sial.. awas kalian yah… dari sana suasana yang tadinya hening menjadi ricuh dan penuh tawa. Malam yang menyenangkan. Tak bisa aku bayangkan betapa bahagianya aku malam itu bisa melihat arief bisa tertawa. Banyak teman-teman nya bercerita pada ku bahwa arief banyak perubahan setelah berpacaran dengan ku. mulai dari tingkah nya di sekolah yang dari peringkat hampir terakhir sekali di kelas menjadi masuk sepuluh besar setelah berpacaran dengan ku. dia memang bersungguh-sungguh berubah asal ada yang mau merubahnya. Aku tahu dia bisa. Arief sekarang sudah menunjukkan keinginannya untuk berubah. aku pun menjadi semakin berambisi untuk membuat dia berubah. dia merasa bahwa hanya aku yang bisa merubah di amenjadi seperti itu. Perkataannya itu membuat aku membayangkan jika seandainya dia sudah pergi Nanti, bagaimana keadaannya nanti sementara aku sudah tidak selalu ada di dekatnya? Siapa yang akan mengurusi dan memperhatikan dia? Mungkin aku terlalu berambisi dan terlalu care dengan nya sehingga aku selalu khawatir dengan keadaannya. Yahh wajar saja.. because he is mine and I’ll give wonderfull life for him. J
            
Keesokan harinya. Perpisahan sudah di depan mata. Dia akan berlalu begitu saja dalam hidup ku dan pergi. Membayangkannya adalah suatu yang tentu saja sangat aku takutkan. Aku membiarkannya bebas dan menghabiskan waktu bersama teman-temannya. Aku tersenyum melihat betapa gemibiranya dia. Tawanya itu sangat berbeda seperti biasanya. Percayalah hanya bahagia mu, buat ku tersenyum hari ini. J Hmm.. masih selalu terbayang tentang kepergiannya. Ya Allah… ada apa yang ada di pikiran ku ini? Sudah lah… dia sedang bahagia tak mungkin aku mengahncurkan kebahagiaan nya ketika aku harus menanyakan kepergiannya (hati memaksa untuk tidak bersedih).


Di penghujung acara, dia menghampiri ku. dia tertawa melihat ku. hahha.. lucu sih jika di ingat. Dia mengajak ku untuk foto barang. Waduhh.. ramai sekali tuh yang melihat kami berdua berfoto. Memamangnya kami ini artis apa? Aneh benerr…..!!! hahhaa… arief..arief.. kadang kau membuat ku menjadi gila dan terkadang kau juga membuat ku menjadi mengerti tentang kehidupan. Hmm..i know how important you are. You’re miracle in my life.


Sementara anak-anak lain sudah pulang semua. Aku, VB, dan arief masih menunggu dan membereskan sanggar di sekolah. Yupps… The place that I can’t forge, where I, you,and VB usually do everything. Kejadian yang selalu terkenang, sapu di sanggar hampir patah karena ulah kami. Hahahhaa… tawa itu, begitu bahagianya. J

0 komentar:

Posting Komentar

Senin, 28 Maret 2011

MY OWN STORY (part VI) :)

JIWA KU AKAN PERGI
Akhir Semester II sudah tiba. Menjelang kepergiannya dari sekolah ini dan dari sisi ku. Sulit ku melepas semua yang pernah kita alami dulu. Andai aku dapat mngulang nya, saat-saat bersama mu. Begitu indahnya untuk di kenang. Berawal dari Pramuka, Valentine, PMR, dan kini tiba di penghujung perpisahan.
            
Raport kenaikan kelas sebentar lagi di bagikan, dan pengumuman kelulusan bagi kelas IX sudah di umumkan. Dia lulus, betapa senang nya dia. Kami berfoto-foto (foto ku terakhir bersamanya). Waktu  itu perasaan ku bercapur aduk, aku senang melihat dia senang tapi aku juga sedih Karena sebentar lagi dia akan pergi. Pernah sesekali aku menanyakan kepergian nya. Setiap aku Tanya itu, pasti aku ingin menangis dan dia menyuruh ku untuk berhenti menanyakan nya.
            
Tanggal 15 Juni 2009, persiapan acara perpisahan disekolah. Kebetulan VB menjadi Panitia dekorasi panggung dan di suruh oleh Pak Sawal untuk menginap di sekolah untuk membuat dekorasi. Kami mengajak Bu Beti dan Bu Deden (teman Bu Beti dan guru BK juga) untuk ikut menginap dan mendekor panggung bersama kami. Untungnya mereka mau, jadi kami ada tempat curhat deh terus juga ada yang ikut menemani kami. Asyikkk … !!
           
Malam harinya. Kebetulan waktu itu aku juga di tugaskan menjadi MC berpasangan dengan aldi. Lalu, pada saat kami sedang latihan kemudian arief datang. Uuhh… sial… bagaimana ini?? aku takut dia akan cemburu lagi. Dengan bermuka tebal dia mendekati ku. Untungnya saat itu ada Bu Beti dan Bu Deden, jadi akhirnya dia ada teman ngobrol. Tak lama kami habis latihan, ternyata penyakitnya kambu lagi ( cemburuan). Dia tidak menegur ku, senyumpun segan. Sama sekali tak mendekati ku. uhh.. badmood nih jadi nya. Kebetulan saat itu teman-temannya (senior seangkatan dengan arief) juga datang. BT.. dia malah asyik bersama teman-temannya sementara aku hanya duduk melihatnya sambil membuat dekorasi. Lama-lama aku juga kesel nih. Aku marah dengannya. Aku juga tak menegurnya. Tapi aku tak tahan, ya akhirnya aku menangis (hal yang biasa di lakukakan jika ada masalah). VB melihat aku menangis, duduk diam tanpa kata di belakang rumah Pak Sawal. Mereka membujuk ku untuk menceritakan ada masalah apa. Tapi aku tak bisa bercerita. Akhirnya mereka memanggil Bu Beti dan menyuruh Bu Beti untuk membujukku lagi. Sementara Bu Deden di luar bersama arief dan teman-temannya, menenangkan arief dan berusaha tidak memberitahu arief kalau aku sedang menangis.


           
Sekian lama terdiam, akhirnya aku menceritakan kekesalan ku itu pada Bu Beti dan VB. “aku kesal bu … dia tidak pernah mengerti dengan keadaan kami sekarang. Besok sudah perpisahan, dan sebentar lagi dia akan pergi. Aku pengen mengahabiskan waktu yang ada bersamanya bu, tapi dia selalu membuat masalah. Aku tak mengerti apa maksudnya itu? apa dia sudah mulai melupakan aku sementara dia akan pergi nanti. Aku takut Bu… aku takut dia mengubah sikapnya kepada ku” curhat ku kepada Bu Beti dan VB. Tak lama kemudian arief datang melihat ku menangis. Berdiri di depan pintu melihat ku. Ternyata Bu deden memberitahukan semuanya kepada arief. Aku hanya terdiam dan menunduk melihatnya. Dia menghampiri ku lalu berkata “ada apa dengan diri mu ini? mengapa menangis?” ditanya seperti itu yahh tambah membuat ku sedih. Diam…diam.. dan diam… hanya itu yang aku lakukan. Mungkin dia kesal dengan sikap ku yang selalu diam jika ada masalah, akhirnya dia keluar. Sikap nya yang sebelumnya selalu membuat ku kesal sekarang jadi bertolak belakang. Dia menjadi diam setelah melihat ku menangis. Teman-temannya dan VB pun heran melihatnya. Sementara aku masih berada di belakang, dan yang lain ada di ruang tengah sedang main kartu termasuk juga arief. Tiba-tiba Bu  Deden mendekati ku. Dia berkata “echi.. jangan menangis lagi yah dek. lihat arief sudah diam tuh.. ibu tadi sempat berbicara empat mata dengan nya. Ibu bilang, mengapa arief jadi sperti itu? apa arief tidak sayang lagi dengan echi? Lalu arief diam. Dia menceritakan semua nya. Ibu melihat bahwa arief tuh sangat sayang dengan echi. Dia tidak mau melihat echi menangis lagi. Dia sudah menganggap echi tuh sebagian dari hidup dan matinya. Kalau echi mau, echi bisa merubah sifatnya itu. Ibu yakin, arief bisa berubah karena echi karena dia berkata bahwa Cuma echi yang bisa merubahnya dan Cuma echi, satu-satunya orang yang dia punya dan bisa mengerti keadaannya. Echi tahu sendirikan kalau di rumah arief seperti apa, dia bukan lah pribadi yang selalu mendapatkan kasih sayang dari orang tua nya dan sekarang dia juga butuh kasih sayang dari echi. Mungkin echi terlalu sibuk dnegan urusan echi sekarang sehingga dia menjadi kesal dengan echi. Tapi sebenarnya dia itu sayang sama echi. Sudah yah.. jangan menangis lagi.. ayo kita keluar, kumpul bersama anak-anak lain di luar!!”, cerita Bu Deden tadi membuat aku mengerti dengan keadaan yang terjadi sekarang. aku pun iku keluar berkumpul bersama yang lainnya. Melihat arief seperti tak bernyawa lagi. terguling lemas di atas kursi tamu. Astagfirullah… ada apa dengannya. Aku tak berani mendekatinya. Lalu, setelah dia melihat ku akhirnya dia bangun dan ikut main kartu dengan anak lain.
            
Setelah beberapa lama main kartu, ada salah seorang teman arief yang membuat suasana menjadi seru. Dia membuat kopi di campurnya dengan air, lalu dia berkata “ siapa yang kalah main kartu, maka dia akan di polesi dengan kopi ini, setuju??” oke.oke siapa takut, kata anak-anak lain. Hahhaa… ada-ada saja mereka ini. taapp… tepat sekali, arief yang kalah dalam permainan. Akhirnya… plesss.. wajahnya penuh dengan polesan bubuk kopi. Hahahha… aku menertawakan nya, lalu.. ploookk.. kena deh.. uhhh… arief  memolesi ku dengan kopi juga. Eh.. yang lain ikut-ikutan. Sial.. awas kalian yah… dari sana suasana yang tadinya hening menjadi ricuh dan penuh tawa. Malam yang menyenangkan. Tak bisa aku bayangkan betapa bahagianya aku malam itu bisa melihat arief bisa tertawa. Banyak teman-teman nya bercerita pada ku bahwa arief banyak perubahan setelah berpacaran dengan ku. mulai dari tingkah nya di sekolah yang dari peringkat hampir terakhir sekali di kelas menjadi masuk sepuluh besar setelah berpacaran dengan ku. dia memang bersungguh-sungguh berubah asal ada yang mau merubahnya. Aku tahu dia bisa. Arief sekarang sudah menunjukkan keinginannya untuk berubah. aku pun menjadi semakin berambisi untuk membuat dia berubah. dia merasa bahwa hanya aku yang bisa merubah di amenjadi seperti itu. Perkataannya itu membuat aku membayangkan jika seandainya dia sudah pergi Nanti, bagaimana keadaannya nanti sementara aku sudah tidak selalu ada di dekatnya? Siapa yang akan mengurusi dan memperhatikan dia? Mungkin aku terlalu berambisi dan terlalu care dengan nya sehingga aku selalu khawatir dengan keadaannya. Yahh wajar saja.. because he is mine and I’ll give wonderfull life for him. J
            
Keesokan harinya. Perpisahan sudah di depan mata. Dia akan berlalu begitu saja dalam hidup ku dan pergi. Membayangkannya adalah suatu yang tentu saja sangat aku takutkan. Aku membiarkannya bebas dan menghabiskan waktu bersama teman-temannya. Aku tersenyum melihat betapa gemibiranya dia. Tawanya itu sangat berbeda seperti biasanya. Percayalah hanya bahagia mu, buat ku tersenyum hari ini. J Hmm.. masih selalu terbayang tentang kepergiannya. Ya Allah… ada apa yang ada di pikiran ku ini? Sudah lah… dia sedang bahagia tak mungkin aku mengahncurkan kebahagiaan nya ketika aku harus menanyakan kepergiannya (hati memaksa untuk tidak bersedih).


Di penghujung acara, dia menghampiri ku. dia tertawa melihat ku. hahha.. lucu sih jika di ingat. Dia mengajak ku untuk foto barang. Waduhh.. ramai sekali tuh yang melihat kami berdua berfoto. Memamangnya kami ini artis apa? Aneh benerr…..!!! hahhaa… arief..arief.. kadang kau membuat ku menjadi gila dan terkadang kau juga membuat ku menjadi mengerti tentang kehidupan. Hmm..i know how important you are. You’re miracle in my life.


Sementara anak-anak lain sudah pulang semua. Aku, VB, dan arief masih menunggu dan membereskan sanggar di sekolah. Yupps… The place that I can’t forge, where I, you,and VB usually do everything. Kejadian yang selalu terkenang, sapu di sanggar hampir patah karena ulah kami. Hahahhaa… tawa itu, begitu bahagianya. J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar