PERTEMUAN ITU
Pada pagi itu, entah apa yang ku rasakan. Aku terbangun lalu tersenyum menyambut hari pertama ku masuk SMP. Bersiap menyambut masa depan ku. Semua sudah siap. Aku tampak terlahir kembali dengan seragam putih biru baru ku. “Bismillahirahmanirahim” ucapku dalam hati. Aku berharap di sekolah baru ku ini aku bisa menemukan jati diri ku.
Aku mulai melangkahkan kaki ku menuju sekolah baru. Dug…dug…dug…jantung ku mulai berdebar kencang. Sesampainya aku di sekolah ternyata sekolah sudah ramai di penuhi oleh peserta didik tahun ajaran baru. Huh… aku bergegas menuju lapangan untuk melaksanakan apel. Pengumuman mulai ku dengarkan. Menyambut MOS di sekolah baru ku, awalnya aku tak mengerti apa itu MOS. Lalu, aku bertanya kepada kakak sepupu ku, Ayu, yang kebetulan dia adalah salah satu dari panitia MOS yang bertugas. Waw… ternyata duduk di bangku SMP itu sulit. Aku terkagum-kagum melihat sekolah ini. Begitu besarnya. Berbeda dengan sekolah ku sebelumnya. Kelasnya banyak, muridnya banyak, gurunya pun juga banyak. Hmm... hari yang melelahkan.
Aku mulai melangkahkan kaki ku menuju sekolah baru. Dug…dug…dug…jantung ku mulai berdebar kencang. Sesampainya aku di sekolah ternyata sekolah sudah ramai di penuhi oleh peserta didik tahun ajaran baru. Huh… aku bergegas menuju lapangan untuk melaksanakan apel. Pengumuman mulai ku dengarkan. Menyambut MOS di sekolah baru ku, awalnya aku tak mengerti apa itu MOS. Lalu, aku bertanya kepada kakak sepupu ku, Ayu, yang kebetulan dia adalah salah satu dari panitia MOS yang bertugas. Waw… ternyata duduk di bangku SMP itu sulit. Aku terkagum-kagum melihat sekolah ini. Begitu besarnya. Berbeda dengan sekolah ku sebelumnya. Kelasnya banyak, muridnya banyak, gurunya pun juga banyak. Hmm... hari yang melelahkan.
Waktunya pulang ke rumah. Di rumah aku sibuk menyiapkan keperluan ku untuk MOS ini. Kesana ke sini mencari keperluan ku. Dibantu juga oleh kakak sepupu ku tadi. Aku pun menyuruhnya untuk bermalam di rumah. Lagipula, rumahnya juga tidak jauh dengan rumah ku, hanya di pisahkan oleh jalan raya saja. Ok… aku siap mengikuti MOS. Semua perlengkapan sudah siap. Semangat…yey!
Malam pun berlalu, aku mulai bersiap-siap ke sekolah ku untuk mengikuti MOS. Yaa.. pergi sekolah bersamaan dengan kakak sepupu ku. Sesampainya di gerbang sekolah, seorang anak laki-laki bertubuh tinggi menghampiri kami. Lalu aku bertanya siapa itu, kakak ku pun menjawabnya “ini lah arief”. Ohhh.. jadi ini anak laki-laki itu. Hahaha… yayaya… lumayan kak. Hiks.
Siang berganti malam. Kami kelelahan mencari perlengkapan dan mulai beristirahat. Malam itu, kakak ku pun bercerita tentang seseorang anak laki-laki. Namanya arief. Siswa kelas VIII-1 di sekolah ku yang baru ini. Aku mendengarkan nya dengan bijak. Ternyata anak itu adalah pacarnya. Kakakku bercerita kalau semua itu berawal ketika mereka berdua menjadi MC di acara perpisahan. Lama-lama mereka menjadi semakin dekat. Hhm… aku menjadi penasaran dengan anak laki-laki itu. Aku pun menanyakan nya dengan kakak ku dan memintanya untuk memberitahu aku siapa arief itu.
Pembukaan MOS telah selesai, kami di suruh ke kelas masing-masing untuk mengikuti pengarahan dari beberapa guru. Tettt… bel istirahat pun berbunyi. Keluar kelas dan membeli sesuatu untuk di makan. Aku pun menuju koperasi,,Uuhh.. ramai sekali. Braak… aduhh.. aku menabrak seseorang. lalu ku lihat, ternyata arief. Hihi.. sambil senyum aku pun langsung keluar koperasi. Hhuh… sial! Menuju kelas ku sambil menggerutu.
Dalam kelas, aku berkenalan dengan beberapa anak. Sstt.. seorang anak bercerita pada ku, namanya delvia. Dia menceritakan tentang senior yang membimbing kami itu. Yahh.. namanya kak eja. Ganteng sihh.. orang nya putih tapi pendek. Heheheh.. lama-lama aku kagum dengan sosok kak eja. Waw.. you’re so cute.
Yups… MOS selesai dan aku resmi menjadi siswa SMPN 2 TRA. Yeyeyeye… sekolah baru ku sangat menyenangkan. Kelas mulai di bagi dan aku mendapat kelas VII-6. Kelas paling ujung dekat kantin. Hmm.. hari pertama belajar di SMP. Kelas baru, baju baru, teman pun juga baru.
Menjadi junior ternyata tidak begitu susah dan tidak begitu mudah. Banyak sekali senior yang segan untuk menegur junior nya. Kadang-kadang ini juga yang selalu membuat ku agak ilfil dengan senior-senior ku di sekolah. Ok, whatever, I don’t care.
Semakin hari, kehidupan ku disekolah menjadi semakin berubah. Aku di masukkan kedalam anggota OSIS, namun sebenarnya aku sendiri tak tau apa itu OSIS. Dan ternyata, yang menjadi wakil ketua OSIS pada saat itu adalah arief, pacar kakak ku dan sementara ketua OSIS nya adalah nicky, teman arief. Setiap pulang sekolah aku selalu menjadi buntut kakak ku, Ayu. Yahh.. karena aku tidak punya teman untuk sama-sama pulang kerumah kecuali kakak ku itu. Hhmm.. terpaksa aku harus menunggu dia bertemu dengan arief itu lagi. Setiap hari duduk mendengarkan mereka bercerita dan bertengkar. Hahaha.. terkadang aku juga sering bersahut kata dengan arief. Huhh.. sering juga sih di buat kesal. Tapi,, tak pernah ku anggap serius kok. Tenang aja..hahaha….
Pada suatu waktu, saat aku pulang sekolah dengan perasaan kesal. Di jalan aku pun menggerutu sementara kakak ku dan arief berada di belakang mengikuti ku. “yevi…tunggu!” aku berlari memanggil salah satu teman sekelas ku untuk pulang bersama dengan ku. Tapi sial, bbruukk…. Aku tersandung batu dekat gerbang sekolah dan aku terjatuh. Aduhhh.. sakit.. kedua lutut ku menjadi merah dilumuri darah. Waktu itu,., aku di bantu berdiri oleh arief. Iiihh.. kesal.. dia menertawakan ku. Rasanya aku ingin menangis, tapi aku menahan nya karena aku tahu jika aku menangis aku pasti semakin di tertawakan arief. Kakak ku hanya diam dan tersenyum kemudian ikut menertawai ku. Uuhh.. kesal.. sesampainya dirumah, kaki ku di obati. Aku seperti orang pincang. Tak bisa bermain. Hanya bisa melihat mobil yang beriringan berjalan di jalan raya depan rumah. Kesaaaalll…!!
Keesokan harinya, aku pergi kesekolah. Kebetulan aku tidak berangkat sekolah dengan kakak ku dan Ssssstttt…. Uhh.. betapa sial nya aku pagi itu.aku bertemu dengan seorang arief yang menyebalkan itu.. iiiiihhhh…. Dia menertawakan ku berjalan terpincang-pincang. Rasanya ingin ku lempar dia pakai batu. “Sabar..sabar… anggap dia angin yang lewat .oke” kata ku dalam hati. Arief firmansyah,, awas kamu yahhh, kalau kaki ku sudah sembuh, kita PERANG lagi.
Sudah mendekati 1 Semester. Waktu itu, ada festival drama dan sekolah kami pun ikut serta. Kakak ku menjadi peran utama dalam drama tersebut. Setiap pulang sekolah aku selalu menunggunya latihan dulu di depan pintu sanggar sekolah. “Waw… kapan yah aku bisa ikut pentas drama ini?” kagum ku sambil bertanya dalam hati. Beberapa saat kemudian, saat aku sedang asik melihat drama, seorang anak laki-laki mengagetkan ku dari belakang. “Darrr….!!”, dan ternyata “arieffffff…..…”, teriak ku kepada anak laki-laki itu.. iihhh… menyebalkan….!! Rasanya pengen ku pukul dia dan sial nya lagi dia ikut serta dalam drama itu. Uhhh… kesal..kesallll…. !!
Tak tik tak tuk,, waktu terus berjalan dan drama pun selesai. Siap untuk di pentaskan. Semua property sudah di siapkan. Yahh.. saat nya pulang kerumah. Besok kakak ku akan ikut lomba, berarti aku pulang sendirian deh. Setelah beberapa hari, aku mendengar kabar ternyata drama yang di mainkan oleh kakak ku waktu lalu mendapatkan juara II se-kabupaten. Wahh.. hebatt…!! Selamat ya kak…! Tapi tetap saja, aku tak member selamat kepada arief (musuh sepanjang masa). Hahhah..


0 komentar:
Posting Komentar